Krisis Sumber Daya Alam
Krisis Sumber Daya Alam
Sumber daya
alam merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan, tanpa adanya sumber
daya alam pembangunan tidak dapat berjalan. Setiap negara pasti melakukan
pembangunan untuk mencapai standar hidup yang lebih baik dan hal tersebut
tentunya mengakibatkan eksploitasi terhadap sumber daya alam. Eksploitasi
secara besar-besaran dan terus menerus dapat mengakibatkan perubahan lingkungan
dan berdampak pada ketersediaan sumber daya alam. Jika eksploitasi terhadap
bahan mentah terus terjadi, maka krisis sumber daya alam tidak dapat dihindari.
Krisis sumber
daya alam saat ini sudah terjadi, terutama krisis air dan pangan. Krisis air
dan pangan belum menjadi concern banyak pihak karena jarangnya
pemberitaan oleh media, padahal jumlah korban akibat krisis air jauh lebih
banyak dibandingkan korban perang. Air merupakan sumber daya alam yang sangat
penting bagi manusia. Menurut Malthus, kebutuhan akan air akan semakin
meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk, dan hal tersebut akan menyebabkan
kelangkaan di masa depan. Namun pendapat tersebut mengabaikan faktor-faktor
lain yang mempersulit individu untuk mendapatkan akses air. Permasalahan krisis
air bukan disebabkan karena ketersediaan air namun terletak pada power,
poverty, dan inequality. Orang-orang miskin tidak memiliki akses
untuk mendapatkan air bersih. Orang-orang miskin melalui kebijakan publik,
dibatasi haknya untuk mendapatkan akses air bersih.
Krisis pangan
global mulai muncul di tahun 2008 ditandai dengan melonjaknya harga pangan.
Kenaikan harga pangan khususnya bahan makanan pokok membawa kekhawatiran bagi
banyak negara. Hal tersebut dapat menyebabkan masalah tidak mampunya warga
miskin menjangkau pangan. Krisis pangan yang disebabkan oleh melonjaknya harga
pangan disebabkan oleh adanya spekulasi terhadap komoditas. Tingginya harga
energi dan permintaan biofuel yang meningkat, masyarakat mencari
alternatif energi yang murah sehingga petani lebih memilih menanam tanaman biofuel
yang memiliki permintaan tinggi. Penyebab selanjutnya adalah liberalisasi
perdagangan, ketidaksiapan masyarakat bermata pencaharian agrikultur membuat
mereka menjadi tidak dapat bersaing sehingga negara lebih memilih untuk impor
bahan pangan dan pada akhirnya semakin sedikit aktor pendominasi agrikultur di
level internasional.
Komentar
Posting Komentar